Jauh sebelum kita memasuki era yang ramai membicarakan isu-isu SARA, dahulu kampanye anti rokok sedunia menjadi diskusi menarik, bahkan menjadi perdebatan tak berujung. Dan hingga kini, rokok masih menjadi perdebatan penuh emosi bagi makhluk peminum ASI. Ahahahahhaa...
Kali ini, gewe mencoba mengulas rokok yang kebenaran dan kesalahannya selalu diperdebatkan oleh anak cucu Adam. Apa itu rokok? Apa yang salah dengan rokok? Mungkin jawaban dari dua pertanyaan itu cukup menjadi pengisi liburan kita. Oke, langsung saja...
Telah disepakati oleh sebagian perokok, bahwa rokok merupakan wujud dari perpaduan tembakau dan papir (kertas pembungkus tembakau). Kemudian, seiring dengan perkembangannya, pabrik-pabrik rokok mengeluarkan inovasi filter, yang katanya dapat mengurangi nikotin dan tar.
Berdasarkan penelitian yang nanti bisa kalian cari sendiri di google, nikotin merupakan zat yang terdapat di tumbuhan, semisal tomat, terong, kol dan juga tembakau. Nikotin memberikan efek candu, stimulan ringan terhadap otak (bagi yang punya) dan juga saraf. Maka dari itu, perokok akan terlihat gembira, rileks dan lebih waspada saat menghisap si tembakau. Bahkan gara-gara nikotin, individu yang memili alzheimer (penyakit progresif yang menghancurkan memori dan fungsi mental penting lainnya), bisa terobati karena rokok.
Bagi orang yang nggak ngerokok, kalau nggak percaya bisa dicoba. Ahahahha...
Nah, tar ini yang sedikit kacau. “Orang-orang merokok untuk nikotin tetapi mereka mati karena tar," itu ucapan terkenal dari Michael Russell, bapak teori pengurangan bahaya tembakau dan pengembang permen nikotin. Tar sendiri merupakan zat kimia dari hasil pembakaran. Bukan hanya ada di tembakau, pembakaran kayu dan batu bara pun menghasilkan tar. Karena cara menggunakan rokok itu dihisap, tar akan masuk ke saluran pernafasan hingga ke paru-paru. Merokok dalam jumlah banyak dalam waktu yang panjang, akan menimbulkan flek di paru-paru. Nah ini karena tar. Jadi jangan salah kaprah, tahunya cuma nikotin doang sih...hihihi...
Kira-kira begitulah baik buruknya rokok. Tapi anehnya, mengapa kakek dan nenek kita banyak sekali yang berumur panjang? Padahal mereka perokok aktif? Dan kita pastinya sering dengar perdebatan tak berujung ini.
Seorang pakar kesehatan dari Manchester, Prof George Thomson, mengatakan bahwa walaupun memiliki bentuk yang relatif sama, manusia pada dasarnya memiliki sistem imun yang berbeda beda satu dengan yang lainnya. Sistem ini berfungsi untuk menjaga kekebalan tubuh dari berbagai virus yang dapat menyebabkan penyakit. Jadi rokok itu hanya salah satu faktor timbulnya penyakit, dan banyak faktor lain penyebab munculnya penyakit. Intinya si profesor ini menyarankan agar kita menjaga pola makan dan pola hidup yang sehat.
Di dalam teori konspirasi tembakau Indonesia, lewat WHO dan WTO dibunyikan kampanye anti rokok sedunia dengan bunyi "merokok membunuhmu", dengan dalil bahwa kretek Indonesia sangat berbahaya karena mengandung nikotin dan tar yang tinggi. Namun, pasca itu rokok putih dengan tembakau virginia meraup keuntungan tinggi dengan menguasai pangsa pasar Indonesia. Hanya dengan slogal "low nicotin, low tar", perokok Indonesia banyak pindah dari kretek ke rokok putih.
Tak heran muncul stigma negatif di masyarakat jika sudah berurusan dengan rokok. Bahkan para perokok pasif mengkambing hitamkan rokok, yang ekstrim sampai diharamkan. Untuk jawaban dari pertanyaan "apa yang salah dengan rokok?" Menjadi perenungan kita bersama.
Penulis: Agis Dwi Prakoso
0 Komentar