Apa kalian pernah melihat atau bahkan dikejar-kejar orang gila? Ya, orang yang sakit secara kejiwaan. Akibat gangguan kejiwaan itu, orang gila bertindak secara irasional dan tak mampu mengontrol emosional.
Lalu, jika orang gila bertindak secara irasional, apa bisa kita sebut orang waras dengan tingkah irasional sebagai orang gila? Dan lebih gilanya, ia melakukan hal-hal irasional secara sadar. Apakah ini kegilaan sesungguhnya?
Indonesia sebagai negara kemaritiman, memiliki 150 juta jiwa penduduk berdasarkan lagu Rhoma Irama (sekarang sudah bertambah sepertiga dari jumlah itu). Dan mengejutkannya, 'orang gila' tersebar di seluruh pulau berpenghuni di Indonesia.
Lah kok gitu? Ya, sedari kecil masyarakat Indonesia begitu dekat dengan 'orang gila'. 'Orang gila' yang saya maksud ialah orangtua. Hal-hal gila dilakukan dalam mengasuh, membesarkan dan mendidik kita. Kok jadi melow....hihihi...
Dan setelah kita beranjak dewasa, jika boleh dipikir orangtua memang sering melakukan hal gila yang tak masuk akal dalam menemani proses tumbuh kembang si buah hati. Aneh memang, namun karena pada saat itu pemahaman kita belum sampai, kita hanya percaya begitu saja dengan irasionalitas itu.
Yang masih teringat jelas di benak saya ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, ialah larangan duduk diatas meja. Saat saya pecicilan di atas meja, kata-kata "jangan duduk di meja, nanti orangtuamu banyak utang" selalu datang tiba-tiba. Entah itu dari bapak atau mamake, tanpa basa-basi seketika saya turun.
Jika dikaitkan dengan kesopanan mungkin masuk akal, tapi hubungan duduk di meja dengan utang itu apa coba? Dan tidak sopannya seorang anak, sepertinya tidak ada efek juga dengan utang. Anehnya dahulu saya percaya pada kalimat irasional itu. Dasar aku.
Kemudian perilaku orangtua saat si buah hati menangis karena jatuh, juga berada di luar jangkauan saya. Saya bersumpah menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri, mamake dan bukle sering ngajak ngobrol meja saat adik saya menangis karena kejedut. Sambil mukulin meja, kira-kira kalimatnya begini, "dasar nakal, jangan nakal lagi, cup cup dah mamake marahin mejanya", begitu kurang lebih. Ajaibnya adik saya menyudahi tangisannya. Sihir macam apa ini? Manusia bisa bicara dengan benda mati. Benar-benar irasional.
Ada juga rupanya hal irasional orangtua yang mampu menembus alam gaib. Misalnya saat adik perempuan saya diajarkan cara beres-beres rumah. Ketika dia menyapu lantai, terdengarlah celetukan gaib, "Kalau nyapu yang bersih, kalau nggak bersih nanti dapat jodoh yang berewokan". Apa coba hubungannya nyapu nggak bersih dengan jodoh yang berewokan? Astaga mamake. Apa mungkin ini pengalaman pribadi mamake karena dinikahi oleh bapak saya yang berewokan? Berarti mamake nyapunya enggak bersih dong? Bhahahaha... Benar-benar tak mampu dicerna oleh akal saya.
Dalam kasus-kasus ini, sangat jelas bahwa kita besar dengan 'kegilaan', irasionalitas dan hal-hal berbau mistik/gaib. Dan masih banyak hal irasional lain yang saya dan kalian alami tentunya. Mungkin nanti saat menjadi orangtua, kita pun akan menjadi 'orang gila' dengan segala irasionalitasnya dalam membesarkan si buah hati. Atau barangkali ada yang sudah bertindak irasional karena sudah dianugerahi si buah hati.
Penulis: Agis Dwi Prakoso
0 Komentar