30 Ribu Napi Bebas karena Corona? Itu Cuma Prank April Mop

Sumber IMG: https://kaltim.prokal.co
Meski sedikit telat, alangkah baiknya penulis mengucapkan selamat April Mop kepada masyarakat Indonesia, terkhusus para pembaca setia blog yang tidak seberapa ini. Ya, April Mop yang diperingati setiap 1 April membolehkan siapapun untuk berbohong atau memberi lelucon kepada siapapun tanpa dianggap bersalah. Gampangnya, April Mop itu perayaan bagi orang-orang yang doyan nge-prank. 

Entah kabar baik atau buruk, kali ini Pemerintah Indonesia benar-benar sedang memperingati April Mop yang ditujukan bagi masyarakat Indonesia, peringatan skala besar melalui kebijakan mencengangkan di tengah wabah corona. Bisa-bisanya kita semua dikerjai oleh pemerintah +62 secara terstruktur, sistematis dan masif kayak beginian. Tapi ingat, kita gak boleh naik darah atau komen macam-macam hanya karena kebijakan ini, namanya juga April Mop. 

Awal April 2020 kita langsung disuguhkan berita soal 30 ribu narapidana (napi) yang segera bebas gara-gara corona. Kalau kata bapak Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, hal ini merupakan langkah guna menghindari penyebaran corona di lembaga permasyarakatan. Yang aneh, pak Yasonaa pegang data bahwa positif corona di lapas itu nol. Meski anggota DPR RI yang namanya Masinton ragu soal data pak menteri, setahu penulis data punya pak Yasonna ya nol kasus. 

Oke, coba kita telaah lebih mendalam. Pemerintah kabarnya tak ingin para napi mati konyol di dalam lapas gara-gara corona, sebab itu 30-35 ribu napi akan segera dibebaskan. Bukankah penyebaran corona virus itu ada di luar lingkungan penjara? Jika begini, pemerintah justru memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi mantan napi untuk berkenalan dengan corona itu sendiri. Mau dikata mantan napi akan dipantau oleh tim yang dibentuk pemerintah, siapa bisa jamin mereka tak keluyuran coba? Secara mereka adalah orang bebas yang lama dibelenggu, kemudian bebas. Masa iya mau dipenjara lagi di rumah? Iya kalau masih punya rumah. 

Kemudian, jika benar angka positif corona kepunyaan pak Yasonna benar, artiannya penjara adalah tempat yang paling aman dari corona. Pasti kita sepakat kalau penjara itu tempat yang isinya orang-orang seram kriminal yang diisolasi sedari dulu. Dengan begitu pasti aman para napi dari corona, kan sudah diisolasi. 

Rupanya dalam acara pembebasan besar-besaran ini, pemerintah hemat anggaran hingga Rp 260 miliar. Anggaran tersebut seharusnya untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makan para napi, tapi kalau dipulangkan, anggaran tersebut mau diapakan? Mungkin diberikan kepada mantan napi. Sekadar ongkos naik ojol kali ya. Mungkin! 

Kalau penulis baca kolom-kolom komentar di pemberitaan media online, banyak dari netizen mempertanyakan nasib dari mantan napi di tengah wabah corona terutama masalah mata pencaharian. Sebab, kebijakan social distancing meberikan dampak buruk bagi masyarakat secara luas. Yang tadinya bekerja, banyak kehilangan pekerjaan. Lalu mantan napi mau kerja dan cari makan lewat apa kalau kondisinya begini. Harusnya biarkan saja dahulu di dalam lapas, jika kondisi sudah baik, barulah para napi dibebaskan. Kalau begini mah, bukan mati konyol di penjara, tapi mati kelaparan di luar penjara. Benar-benar perayaan April Mop yang luar biasa. Kalau model begini, Malaysia boleh deh contoh produk made in Indonesia. Gue belain kalau ada yang hujat Malaysia. 

Enggak kerasa udah mau kelar nih tulisan. Kalau penulis boleh saran, yang belum sempat baca perkembangan berita soal pembebasan napi Indonesia, bisa di baca setelah baca tulisan ini. Sebab banyak alasan yang melatarbelakangi hal tersebut. Contohnya seperti napi yang terjerat kasus HAM berat, terorisme, dan narkotika, itu enggak boleh bebas. Ya meski enggak adil karena kasus korupsi boleh bebas sih dengan beberapa syarat.Hehe. Tapi tenang, mungkin ini beneran prank dan beberapa hari ke depan pemerintah buat statement baru yang lebih mencengangkan. 

Penulis: Agis Dwi Prakoso 

Posting Komentar

0 Komentar